: indonesiapole: Presiden Jokowi, sosok kontroversial ?

Translate

mercredi 27 mai 2015

Presiden Jokowi, sosok kontroversial ?


sorotgk.com

Tujuh bulan setelah dipilih sebagai Presiden baru RI, presiden muda Joko Widodo (53) telah menjadi sosok yang kontroversial, menurut opini publik internasional. Sekarang citranya diganti dengan gambar yang diproyeksikan oleh media pada saat pemilihan lalu:  pada waktu itu, Joko Widodo melambangkan sukses seorang yang berasal dari daerah miskin Jawa Pusat, yang kerja dengan baik dan jujur untuk kepentigan nasional dalam jabataanya sebagai Gubernur Jakarta dan tidak pernah dikotori dan terlibat dalam kasus hitam rezim politik Indonesia terdahulu. Dia adalah orang demokrat terbuka. Ketika dia dipilih melawan Prabowo Subianto, mantan perwira pasukan khusus TNI yang melambangkan masa lalu Indonesia, dia menjadi citra konsolidasi proses demokratik yang disukseskan di Indonesia, tanpa bentrokkan.

Aduh, ketika Presiden Jokowi menolak semua permohonan grasi dan peninjauan kembali diajukan terpidana mati dan ketika pengedar narkoba tersebut ditembak mati, kebijakannya menangani kasus terpidana mati itu membuka gejolak perselisihan internasional, terutama dengan Negara Australia. Sejak awal tahun, empat belas terpidana mati, dua WNI dan duabelas orang asing dieksekusi.

Kelihatannya, mantan Presiden SBY kurang mempentingkan hukuman mati, bahkan dia memutuskan ada moratorium selama beberapa tahun, meskipun beberapa terpidana mati dieksekusi dalam mandatnya.

Ada warga negara Perancis, Serge Atlaoui, yang dihukumkan mati dalam kasus narkoba, tapi dia tidak masuk grup terpidana dieksekusi karena seorang ahli belum didengar di Pengadilan.
Nasibnya masih belum jelas.

www.suara-netizen.com


Presiden Jokowi mendasarkan keputusannya kepada fakta statistik : menurutnya, sekitar lima puluh WNI muda, yang terjerat dalam ketergantungan obat bius, meninggal dunia setiap tahun. Tetapi sebuah laporan resmi diterbitkan pada tahun 2011, mengevaluasi jumlah korban narkoba di Indonesia untuk mencapai 4%. Rata tersebut sangat rendah dibandingkan dengan rata negara Eropa atau Amerika Serikat. Tetapi, sekitar 80% dari masyarakat Indonesia mendukung hukuman mati.

Tekanan internasional

Walaupun Presiden Jokowi mengabaikan tekanan internasional, terutama dari Australia, dalam perjalanannya di Propinsi Papua, dia mampu melepaskan lima separatis Papua yang menjalani hukuman penjara yang lama karena mencoba merampok gudan militer. Juga, dia mengumumkan bahwa wartawan asing akan diinzinkan di Propinsi Papua ini, walaupun mereka dilarang membuat laporan ke sana sejak lama. Kedua keputusan tersebut adalah unsur kebijakan politik sangat terbuka dan pintar. Lewat keputusan ini, Presiden baru coba ganti situasi yang tekan di Papua.

Bagaimana mempertimbangkan kedua citra Presiden Jokowi ? Demokrat, algojo ? Sejak awal kontroversi, banyak intelektual Jakarta berpendapat bahwa Mr. Widodo bersikeras pada eksekusi karena alasan politik dalam negeri. "Menurut saya, Jokowi yakin sepenuhnya bahwa pengedar narkoba harus ditembak mati dan juga dia tak pernah memuaskan diri kepada tekanan dari luar negeri. Tapi saya juga berpikir dia ingin memberinya citra presiden yang kuat, mampu memenuhi semua komitmen diambil selama kampanye pemilu dan bahwa pembunuhan merupakan bagian dari kerangka kerja ini, " menuturkan Yohannes Sulaiman, Profesor ilmu politik di Universitas Pertahanan Indonesia.

www.citizendaily.com


Bayangan Megawati atas Jokowi

Apakah Presiden baru RI ini antara dua alir pengaruh ?
Dia terpilih sebagai calon dari Partai Demokrasi Indonesia - Perjuangan (PDI-P). Megawati Sukarnoputri, yang punya nama Sang Bung Karno, citra kemerdekaan Nusantara, dan yang adalah Presiden PDI-P, menunjuk Joko Widodo sebagai calon untuk Pemilu 2014, karena putri Sukarno ini tidak populer dan ketika dia Presiden RI, hasil mandatnya bukan sukses.

Tapi sejak itu, pengaruh Ibu Megawati (68 tahun) membingungkan sifat kepresidennya Jokowi: memang, awal tahun ini, Presiden Jokowi menunjukkan Budi Gudawan sebagai kepala polisi, atas permohonan Megawati. Tapi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  menolak keputusan ini, dan Jokowi harus mengikuti  pemberitahuan KPK itu. « Jokowi kini melemah, " ujar rekan Sulaiman.

Apakah Presiden Jokowi memperalat eksekusi terpidana mati untuk memperkuatkan posisinya terhadap pengaruh presiden PDI-P dan terhadap tekanan internasional ?
"Presiden ini adalah orang yang sangat buruk dikelilingi. Tanpa pengalaman nasional dan internasional. Dia tidak mampu mengikuti ide dikembangkan selama kampanye, " tutur seorang  pakar analis asing, secara kecam.


Tapi, Jokowi telah mencapai sukses di bidang ekonomi, meskipun kondisi perekonomian lesu. Presiden ini adalah orang reformis sejati, tanpa ragu. Tapi, menurut kata Tobias Basuki dari Pusat Studi Strategis dan Internasional, « dia adalah seorang pragmatis, bukan idealis, dan sifat ini bertentangan dengan citra yang dikembangkan di luar negeri oleh media massa pada tahun lalu ».

Untuk keterangan lebih lanjut:
http://abonnes.lemonde.fr/asie-pacifique/article/2015/05/20/les-paradoxes-du-president-indonesien-jokowi_4636819_3216.html?xtmc=joko_widodo&xtcr=1
(dalam bhs Perancis, artikel asal)
http://nasional.kompas.com/read/2015/04/29/21280141/Ini.Kronologi.Saat.Terpidana.Mati.Narkoba.Dieksekusi.di.Nusakambangan

dan dalam blog ini, bacalah juga:
http://indonesiapole.blogspot.com/2015/01/hari-keseratus-presiden-jokowi.html
http://indonesiapole.blogspot.com/2015/02/di-nusakambangan-harapan-akhirnya-warga.html
http://indonesiapole.blogspot.com/2015/01/ri-mengeksekusi-terpidana-narkotika-dan.html

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire