Cerita luar biasa tentang pesawat QZ 8501 AirAsia Jawa-Singapura
Cerita luar biasa tentang pesawat QZ 8501 AirAsia Jawa-Singapura
10 anggota keluarga gagal terbang di pesawat QZ5201 dari Jawa ke Singapura. Pesawat AirAsia ini hilang satu jam sesudah terbang.
Mereka lari di bandara udara Surabaya tapi terlambat dan
lihat pesawat terbang tanpa mereka. Tapi keluarga tersebut diselamatkan dari
kecelakaan: dengan terlambat, mereka tidak naik di
pesawat yang hilang sekitar satu jam sesudah terbang, pada Minggu pagi. Keluarga
itu mau merayakan Hari Tahun Baru di Singapura.
Ada lima anak di keluarga Pak Ari Putro Cahyono; semua
sehat karena dia tak menerima email dan telepon yang bilang bahawa
penerbangannya dimajukan. Mereka ditransfer atas penerbangan pada 5,30 pagi,
walaupun mereka punya tiket untuk pesawat pada 7,20 pagi. Oleh karena itu, mereka hadir di bandara pada jam 5 pagi secara terpisah, di dua mobil. Tapi satu mobil terlambat, dan orang yang ada di mobil pertamu harus menunggu orang yang belum hadir. Pak Ari lihat banyak penumpang lain lari karena juga terlambat, tapi penumpang itu
hasil naik pesawat. Ari dan adik mertuanya mengerti bahawa mobil
kedua dengan istri dan anak terlalu lambat dan mereka diperbolehkan ambil
penerbangan selanjutnya oleh pihak maskapai.
Keluarga Pak Ari masih di bandara Surabaya ketika pada
jam 9 pagi, mereka mendengar kabar tentang pesawat yang hilang. “Inilah
hadiah Natal yang paling baid bagi sebuah keluarga”, ujar Christianawati kepada
suaminya. “Kita rasa lemah, semua keluarga, dia
menjelaskan. Kita rasa kaget dan gila".“Saya sangat kaget
dan saya nangis. Mungkin ini adalah Tuhan yang mau
menyelamatkan keluarga dan saya dan menghindari kita dari naik di pesawat. Seperti
karunia merubah-ubah.»
“Saya hanya mengingkatkan penumpang yang lari untuk naik
pesawat”, tutur Ari. “Saya harap mereka akan menemukan semua
penumpang. Saya harap secepat mungkin”. “Menurut
saya, apa yang terjadi kepada keluarga saya adalah keajaiban dan saya harap
bahwa Tuhan akan membuat keajaiban sama untuk semua keluarga penumpang”.
Mereka lari di bandara udara Surabaya tapi terlambat dan
lihat pesawat terbang tanpa mereka. Tapi keluarga tersebut diselamatkan dari
kecelakaan: dengan terlambat, mereka tidak naik di
pesawat yang hilang sekitar satu jam sesudah terbang, pada Minggu pagi. Keluarga
itu mau merayakan Hari Tahun Baru di Singapura.
Ada lima anak di keluarga Pak Ari Putro Cahyono; semua
sehat karena dia tak menerima email dan telepon yang bilang bahawa
penerbangannya dimajukan. Mereka ditransfer atas penerbangan pada 5,30 pagi,
walaupun mereka punya tiket untuk pesawat pada 7,20 pagi. Oleh karena itu, mereka hadir di bandara pada jam 5 pagi secara terpisah, di dua mobil. Tapi satu mobil terlambat, dan orang yang ada di mobil pertamu harus menunggu orang yang belum hadir. Pak Ari lihat banyak penumpang lain lari karena juga terlambat, tapi penumpang itu
hasil naik pesawat. Ari dan adik mertuanya mengerti bahawa mobil
kedua dengan istri dan anak terlalu lambat dan mereka diperbolehkan ambil
penerbangan selanjutnya oleh pihak maskapai.
Keluarga Pak Ari masih di bandara Surabaya ketika pada
jam 9 pagi, mereka mendengar kabar tentang pesawat yang hilang. “Inilah
hadiah Natal yang paling baid bagi sebuah keluarga”, ujar Christianawati kepada
suaminya. “Kita rasa lemah, semua keluarga, dia
menjelaskan. Kita rasa kaget dan gila".“Saya sangat kaget
dan saya nangis. Mungkin ini adalah Tuhan yang mau
menyelamatkan keluarga dan saya dan menghindari kita dari naik di pesawat. Seperti
karunia merubah-ubah.»
“Saya hanya mengingkatkan penumpang yang lari untuk naik
pesawat”, tutur Ari. “Saya harap mereka akan menemukan semua
penumpang. Saya harap secepat mungkin”. “Menurut
saya, apa yang terjadi kepada keluarga saya adalah keajaiban dan saya harap
bahwa Tuhan akan membuat keajaiban sama untuk semua keluarga penumpang”.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire